Rabu, 08 Juni 2011

lumut kerak (LIchenes)

Lumut Kerak (Lichenes)

Lumut kerak merupakan simbiosis antara jamur dan ganggang.Lumut kerak hidup sebagai epifit pada pepohonan.Lumut ini juga tumbuh di atas tanah, terutama daerah tundra di sekitar Kutub Utara.Selain itu, lumut kerak dapat hidup di segala ketinggian di atas batu cadas, di tepi pantai, sampai di gunung-gunung yang tinggi.
Lumut kerak dapat berperan dalam pembentukan tanah dan menghancurkan batu-batuan yang cadas sehingga lumut jenis ini disebut juga sebagai tumbuhan perintis.Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karenanya disebut bersifat endolitik.Lumut kerak tersusun atas lumut dan ganggang.Ganggang yang bersimbiosis mutualisme dengan lumut disebut dengan gonidium.Ada yang bersel satu dan ada yang berkoloni.Umumnya, gonidium ini adalah ganggang biru (Cyanophyta), seperti Chroococcus dan Nostoc, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau (Chlorophyta), seperti Cystococcus dan Trentepohlia.
Dari simbiosis ini, jamur memperoleh makanan hasil fotosintesis ganggang karena ganggang bersifat autotrof.Sementara itu, jamur yang heterotrof dapat menyediakan air, mineral, dan melakukan pertukaran gas serta melindungi ganggang.Selain itu, lumut kerak ini juga dapat mengikat nitrogen udara.
Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi dan tahan kekurangan air dalam jangka waktu yang lama, karena panas yang terik Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering tetapi tidak mati dan jika kemudian turun hujan lichenes dapat hidup subur kembali namun pertumbuhannya sangat lambat. Lichenes dapat hidup pada kayu-kayu, batang,pohon, dan batu-batuan.Tetapi banyak orang yang tidak mengetahui manfaat dari lichenes ternyata lichenes dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran udara. Ciri lain lumut ini adalah pertumbuhan talusnya yang lambat. Dalam satu tahun, pertumbuhan talusnya kurang dari 1 cm.tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun.
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.Mungkin juga Basidiomycetes mengambil bagian dalam pembentukan Lichenes.Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentru pula.Untuk memelihara Lichenes pada medium buatan dijimpai bamnyak kesukaran.Tetapi jika cendawan dan ganggangnya dipisahkan, masing-masing dapat dipiara dengan mudah pada medium buatan.
Pada umumnya Lichenes pada medium buatan tidak memperlihatkan pertumbuhan yang kuat.Jadi daya untuk hidup sendiri telah hilang, sehingga cendawan itu dalam jarang sekali ditemukan dalam keadaan hidup bebas. Dalam kultur murni cendawan itu memperlihatkan  susunan morfologi menurut jenisnya, tetapi bentuk thalus seperti Lichenes baru terjadi, jika bertemu dengan jenis ganggang yang tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain Lichenes. Jadi bentuk lichenes bergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang menyusunnya.
Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis umumnya disebut simbiosis.Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion.Dalam pembicaraan sehari-hari simbiosis itui sering diartikan sebagai hidup bersama dengan keuntungan bagi kedua simbion, yang seharusnya dinamakan mutualisme.Pada lichenes simbiosis antara fungi dan algae diberikan tafsiran yang berbeda-beda.Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena dipandang kedua-duanya dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama itu.Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada ganggang.
Dapat juga hubuingan antara ganggang dan jamur itu dianggap sebagai suatu helotisme.Keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaan saja, tetapi akhirnya ganggan diperalat oleh cendawan, hubungan mana menyerupai hunbungan seorang majikan dengan budaknya (heloot).Dalam hal ini hidup bersama natara cendawan dan ganggang pada Lichenes dinamakan helotisme. . Mengenai hal tersebut memang masih belum tercapai persesuaian paham.
Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan sering kali membalut sel-sel ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang.Ganggang tetap hidup, tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.Adapula yang miselium cendawan hanya msuk kedalam selaput lender sel-sel ganggang.Dalam hal tersebut bentuk ganggang menentukan bentuk Lichenes. Pada umumnya miselium cendawan jauh lebih banyak bagian dalam takus terdiri atas anyaman hiva yang renggang dan merupakan lapisan teras(lapisan empulur). Dalam lapisan ini dekat dengan permukaan sel-sel ganggang, bergerombol yang merupakan lapisan yang dinamakan  lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas mislelium cendawan lagi yang teranyam sebagai plektenkim dengan rapat.
Menurut habitusnya kita membedakan Lichenes yang talusnya menyerupai lembaran-lembaran, dan seperti semak.Yang pertama biasanya melekat dengan benang-benang menyerupai rizoid pada substratnya dengan seluruh sisi bawah talus, sedang yang kedua mempunyai ujung talus yang bebas dalam udara. Pembagian ini sama sekali tidak menunjukkan hubungan filogenetik antara anggota-anggota yang tergolong di dalamnya. Kebanyakan Lichexnes berkembang biak vegetatif, karena  bila sebagian talus terpisah lalu tumbuh menjadi individu baru. Pada bebarapa jenis Lichenes,pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredium, yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari indukknya. Dengan robeknya dinding talus soredium tersebar seperti debu yang ditiup angin. Benda-benda tersebut pada tempat lain dapat tumbuh menjadi Lichenes baru. Seringkali soredium itu tetjadi dalam talus pada tempat-tempat yang mempunyai batas yang jelas yang dinamakan soralum.Pada talus Lichenes, cendawan akhirnya dapat membentuk tubuh buah yang menurut jenis cendawan dapat berupa apotesium atau peritesium. Spora yang dilepaskan , di tempat yang baru jika menjumpai jenis ganggang yang tepat, yang sama dengan jenis ganggang pada talus indukknya.
I.  Struktur Morfologi Lichenes
A. Morfologi Luar
Tubuh lichenes dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur.Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan.Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang bervariasi.Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa.Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes.Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus. Berdasarkan bentuknya lichenes dibedakan atas empat bentuk .
a.      Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya.Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal. Lichenes yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
b.      Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
c.       Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.Contoh:Usnea, Ramalina dan Cladonia.
d.      Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
B.Morfologi dalam (Anatomi)
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
a)  Korteks atas
Berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya.Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah korteks atas.Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk  tempat fotosintesa disebutlapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
b)  Medulla
Terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar.Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal.Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya.Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
c)  Korteks bawah
Lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertical terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar.Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah.Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya sebagai proteksi.Dari potongan melintang Physcia sp. terlihat lapisan hijau sel-sel alga dan rhizines coklat bercabang pada bagian bawah.Bagian tengah yang berwarna putih terdiri dari sel-sel jaringan jamur yang disebut medulla.Struktur pipih pada bagian atas dan kanan disebut apothecia dan lapisancoklat di atasnya disusun oleh asci, yaitu bagian dari ascomycete yang megandung spora jamur.

C.  Struktur Vegetatif
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari:
Ü  Soredia
Soredia terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit sehingga soredia dapat dengan mudah. Diameternya sekitar 25 – 100 m diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia.Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya.Soredia
ini terdapat di dalam soralum.Potongan Lobaria pulmonaria.Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya.Lapisan hijau adalah koloni alga.

Ü  Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan tingginya antara 0,5 – 3 m ìkulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 m. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

Ü  Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar.Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera.Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.

Ü  Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dang mengikat thallus ke bagian dalam.Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.

Ü  Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti padaCollemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.

Ü  Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuhsaja.

Ü  CyphellaedanPseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta.Pseudocyphellae dan mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 m terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria.Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.

Ü  Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya.Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.



II.  Ciri-Ciri Lichenes
LICHENES, Organisme ini sebenarnya kumpulan antara fungi dan algae, tetapi sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan.Lichenes memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·   Pada Penampang  melintang talus Lichenes,  kelihatan hifa cendawan membalut sel-sel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
·   Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput lander sel-sel algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
·   Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam sebagai plektenkim yang rapat.
·   Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai ujung talus yang bebas dalam udara.
·   Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra, digolongkan sebagai tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada pinggir batuan, disebut endolitik.
·   Syarat hidupnya tidak sulit dan tahan terhadap kekurangan air dalam waktu yang lama.Dapat menjadi kering akibat terik matahari tetapi tidak mati, dan jika kemudian turun hujan, Lichenes dapat hidup kembali
·   Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
·   Kebanyakan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
·   Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
·   Menurut cendawan penyusunnya, Lichenes dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Ascomychenes dan Basidiolichenes.     
III.  Klasifikasi Lichenes
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan
dari alga dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda.Para ahli seperti
Bessey (1950), Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa
lichenes dikelompokkan dan diklasifikasikan ke dalam kelompok jamur
sebenarnya.Bessey meletakkannya dalam ordo Leocanorales dari Ascomycetes.
Smith (1955) menganjurkan agar lichenes dikelompokkan dalam kelompok yang
terpisah yang berbeda dari alga dan fungi.
Lichenes diklasifikasikan menurut cendawan yang menyusunnya.Berdasarkan itu Lichenes dibedakan dalam dua kelas yakni Ascolichenes dan Basidiolichenes.
Ø  Kelas Ascolichenes
Jika cendawan penyusunnya berupa:
1.      Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium, contohnya Dermatocarpon dan Verrucaria.
2.      Discomycetales, maka tubuhnya berupa apotesium, contohnya:Usnea barbata dan U. dasypoga, mempunyai khasiat obat yang dibuat sebagai ramuan dalam jamu-jamu tradisional. Usnea menghasilkan antibiotic asam usnin yang berguna untuk melawan tuberculosis.Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus.

Ø  Kelas Basidiolichenes
1.      Talus berbentuk lembaran-lembaran
2.      Pada tubuh buah terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, menyerupai tubuh buah Hymenomycetales
3.      Berguna untuk bahan pembuatan obat-obatan, pembuatan zat warna, ada yang dapat dimakan, ada pula yang beracun
4.      Contoh: Cora pavonia, Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus.














Basidiomycota
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:         Fungi
Upakerajaan:   Dikarya
Filum: Basidiomycota
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.Secara esensial grup Ascomycota, mempunya 22,300 spesies.Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes.Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).
Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif.Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Daur hidup
Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin.Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan.Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami dan meiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidup: genus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami.
Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.





                              NAMA                          : dedi purwanto
                              NIM                              :  0901145018
                              PRODI                          :  BIOLOGI 3A
                             


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
 JAKARTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar